Gus Lilur Tegaskan Usulan ke Presiden: Hentikan Ekspor Benih, Bangun Indonesia sebagai Raja Budidaya Laut Dunia

Editor

SUMENEP – HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy atau yang akrab disapa Gus Lilur, Founder dan Owner Bandar Laut Dunia Grup (BALAD GRUP), menyampaikan pemaparan komprehensif tentang visi besar pengembangan sektor perikanan budidaya nasional yang terpusat di Gugusan Teluk Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Dalam paparannya, Gus Lilur menekankan pentingnya penataan industri perikanan budidaya secara berkelanjutan agar Indonesia dapat menjadi poros maritim dunia yang sesungguhnya.

Ia menjelaskan, BALAD GRUP berkomitmen untuk melanjutkan dan memperluas usaha perikanan budidaya di wilayah Kangean melalui lima sektor unggulan, yakni budidaya rumput laut, lobster, teripang, kerapu, dan kerang. Lima bidang tersebut dianggap paling strategis dan potensial untuk mendorong peningkatan ekonomi maritim Indonesia, sekaligus memperkuat posisi bangsa dalam perdagangan hasil laut global.

Menurut Gus Lilur, visi besar ini bukan sekadar ambisi bisnis, melainkan upaya sistematis untuk mengembalikan kejayaan maritim Indonesia. “Kami ingin Indonesia berdiri tegak sebagai negara maritim yang mandiri. Laut bukan hanya identitas, tetapi sumber kesejahteraan,” tegasnya.

Dalam pemaparannya, Gus Lilur menyebut bahwa BALAD GRUP melalui anak perusahaannya Bandar Rumput Laut Nusantara Grup (BRULANTARA GRUP) tengah fokus melanjutkan budidaya rumput laut di Teluk Kangean dan Laut Kangean dengan target luas area mencapai 50.000 hektare.

Ia menegaskan bahwa dengan potensi geografis yang dimiliki, Indonesia memiliki peluang besar menjadi produsen rumput laut terbesar di dunia. “Kami sedang membangun sistem produksi terpadu dari hulu ke hilir. BRULANTARA GRUP optimis Indonesia bisa menjadi Raja Budidaya Rumput Laut Dunia,” ujar Gus Lilur.

Rumput laut, lanjutnya, bukan hanya komoditas ekspor strategis, tetapi juga bahan baku industri farmasi, kosmetik, dan pangan yang bernilai tinggi. Pengembangan besar-besaran ini diharapkan menciptakan lapangan kerja bagi ribuan masyarakat pesisir Madura dan memperkuat ekonomi daerah.

Baca juga
Rekomendasi Hotel Wisata di Situbondo, Pilihan Akomodasi yang Nyaman dan Strategis

Salah satu poin terpenting dalam pemaparan Gus Lilur adalah usulan resmi kepada Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, untuk menghentikan ekspor Benih Bening Lobster (BBL) dan menggantinya dengan ekspor lobster berukuran 50 gram.

Menurutnya, kebijakan ekspor benih lobster yang selama ini berjalan telah menguntungkan negara lain, terutama Vietnam, sementara Indonesia kehilangan potensi nilai tambah yang sangat besar. “Indonesia memiliki anugerah geografis luar biasa. Di Asia, lobster hanya hidup di Indonesia dan Filipina, dan kualitas lobster kita jauh lebih unggul. Jangan sampai keunggulan ini justru dinikmati negara lain,” tegas Gus Lilur.

Ia menjelaskan, apabila Presiden menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penghentian Ekspor BBL dan Penggantian dengan Ekspor Lobster 50 Gram, maka dampak positifnya akan sangat besar. “Para eksportir benih akan beralih menjadi pembudidaya. Budidaya lobster akan menjamur di seluruh Indonesia. Nilai ekonomi meningkat, nelayan sejahtera, dan devisa negara pun bertambah,” ujarnya penuh keyakinan.

Lebih jauh, Gus Lilur memastikan hubungan dagang Indonesia dengan Vietnam tidak akan terganggu. “Kita tetap bisa menjual lobster berukuran 50 gram ke Vietnam. Jadi hubungan baik tetap terjaga, tetapi keuntungan nasional tidak lagi bocor ke luar negeri,” katanya menegaskan.

Ia bahkan berencana untuk mengirim surat elektronik resmi kepada Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk keseriusan dan tanggung jawab moral dalam memperjuangkan kedaulatan ekonomi maritim.

Selain rumput laut dan lobster, BALAD GRUP juga akan melanjutkan budidaya teripang di Teluk Kangean. Untuk memperkuat teknologinya, Gus Lilur mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan studi banding ke China pada akhir Oktober 2025, guna mempelajari sistem keramba jaring apung modern. Teknologi ini nantinya akan diterapkan di perairan Kangean agar produktivitas meningkat dengan tetap menjaga kelestarian ekosistem laut.

Baca juga
Peran Teknologi Dalam Meningkatkan Pendidikan,Tren E-Learning yang Mengubah Landscape Pendidikan

Kemudian, melalui anak usahanya Bandar Kerapu Nusantara Grup (BAKERA GRUP), BALAD GRUP juga akan memulai budidaya ikan kerapu pada Desember 2025. “Kerapu adalah komoditas premium yang memiliki pasar kuat di Asia Timur. Dengan sistem budidaya modern dan terintegrasi, Indonesia berpeluang menjadi pemimpin pasar kerapu dunia,” jelasnya.

Gus Lilur juga mengumumkan langkah awal BALAD GRUP untuk memulai budidaya dua jenis kerang, yaitu kerang putih dan kerang coklat. Kerang putih akan difokuskan untuk ekspor ke pasar Tiongkok, sementara kerang coklat akan dimanfaatkan sebagai pakan alami untuk lobster budidaya.

Ia menilai, diversifikasi budidaya kerang ini bukan hanya menambah nilai ekonomi, tetapi juga memperkuat rantai ekosistem budidaya laut yang saling menopang. “Kerang akan menjadi bagian integral dalam sistem budidaya terpadu yang berkelanjutan

Penulis: IpunkEditor: Redaksi
error: Content is protected !!